Ketika artikel ini ditulis, saham2 perbankan besar Indonesia mengalami koreksi yang cukup dalam. Harga saham bank-bank besar BUMN Indonesia seperti : Bank Mandiri, Bank BRI, dan Bank BNI harganya mengalami penurunan yang lumayan sekitar 20% jika dihitung dari awal tahun 2025. Bank swasta terbesar di Indonesia dari segi kapitalisasi, seperti Bank BCA, juga mengalami penurunan harga saham yang lumayan.
Banyak yang berasumsi bahwa penurunan ini terjadi karena pemerintah sebagai pemegang saham terbesar di saham bank BUMN, jauh lebih banyak ikut campur dalam hal dividen saham yang dihasilkan. Jika dahulu, dividen bank BUMN langsung disetorkan ke kas negara, sekarang ini dividen BUMN wajib disetorkan ke Badan Pengelola Investasi (BPI) yaitu Danantara. Tugas Danantara adalah menginvestasikan kembali dividen tersebut agar menghasilkan profit bagi negara. Hal ini sebenarnya adalah tujuan yang baik. Namun investor banyak mempertanyakan tentang transparansi Badan Pengelola Investasi ini. Wajar saja, harga saham bank-bank berguguran. Banyak yang meragukan transparansi dari danantara. Butuh waktu bagi Danantara untuk meyakinkan para investor, bahwa yang dilakukan adalah tujuan mulia.
Menurut penulis, prospek saham-saham bank BUMN masih sangat besar dalam jangka panjang. Bank merupakan nadi ekonomi, jika bank2 ini mengalami kesulitan keuangan maka semua sektor ekonomi akan berdampak sangat besar. Indonesia sudah melewati banyak krisis, seperti tahun 1998, 2008, 2020. Koreksi yang terjadi pada akhirnya diikuti rebound yang sangat luar biasa.
Teman-teman bisa memanfaatkan Dollar Cost Averaging (DCA), membeli sahamnya secara cicil. Jika ada uang, beli secara pelan2 sehingga harga rata2 yang kita dapatkan menjadi sangat ideal. Kalau harga sahamnya turun lebih dalam dan anda ingin membeli lebih banyak, maka lebih bagus.
Komentar
Posting Komentar