Langsung ke konten utama

Postingan

Yuk Mulai Berinvestasi !

Instagram

Apa itu Bank Buku I, II, III, dan IV?

Dalam dunia perbankan Indonesia, terdapat pembagian Bank menurut modal intinya. Terdapat 4 klasifikasi Bank, yaitu : 1. Bank Buku I 2. Bank Buku II 3. Bank Buku III 4. Bank Buku IV 1. Bank Buku I Bank yang modal intinya  sampai atau kurang dari Rp 1 Triliun. Bank Buku I merupakan Bank yang paling kecil dari keempat jenis Bank di atas. Contoh Bank Buku I : - Bank Maspion - Bank Sulut - Bank Artos - Bank Pundi - Bank Sampoerna - Bank NTB - Bank NTT - Bank Yogyakarta - Bank Dinar Indonesia - Bank Capital - Bank Harda Internasional 2. Bank Buku II Bank yang modal intinya Rp 1 Triliun sampai Rp 5 Triliun. Contoh Bank Buku II : - Bank Sinarmas - Bank Aceh - Bank Riau Kepri - Bank MNC Internasional - Bank BPD Bali - Bank Ekonomi - Bank Sumut - Bank Papua - Bank Nobu - Rabobank Indonesia  - Bank Artha Graha Internasional  - Bank Victoria 3. Bank Buku III Bank yang modal intinya  sampai atau kurang dari Rp5 Triliun sampai Rp30 Triliun. Contoh Bank Buku III : - B

Earning Per Share (EPS) dalam Analisa Fundamental Saham

Dalam Analisa Fundamental Saham , dikenal salah satu cara klasik untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari setiap lembar saham yang dimiliki oleh investor. Komponen apa saja yang dimasukin untuk menghitung  EPS  sebuah Emiten ? 1. Laba Bersih per Saham   2. Jumlah Saham yang beredar Bagaimana Cara menghitung Earning Per Share (EPS) ? Laba perusahaan adalah Rp. 2.000.000.000  Jumlah lembar saham perusahaan adalah 100.000.000 lembar   Maka, laba bersih per saham adalah Rp. 2.000.000.000 / 100.000.000 = Rp. 20 / lembar saham. Angka di atas adalah contoh bahwa setiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan Rp20. Jadi, teman-teman gak perlu bingung lagi mengenai EPS. Biasanya, semakin besar EPS suatu emiten maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan untung bagi para pemegang sahamnya. Akan tetapi naiknya sebuah EPS emiten bukan hanya karena laba bersih yang meningkat, bisa saja ada faktor lain yg mempengaruhi nya. Faktor yang

Harga Saham Unilever = Rp 4 Juta Per Lembar, Kok Bisa?

Bayangin harga saham PT. Unilever Indonesia Tbk = Rp4 Juta/Lembar. Minimal pembelian adalah 100 lembar alias 1 lot, maka kita harus merogoh kocek Rp400 juta untuk membeli 1 lot saham Unilever. Wow....... Bagaimana sih sejarah nya saham Unilever nominalnya Rp8000 sekarang padahal nilai aslinya adalah Rp4juta per lembar.  Ini dia history nya : Jadi teman-teman tidak perlu bingung lagi Mengapa perusahaan sekelas Unilever harga saham nya Rp8000 sedangkan Bank BCA Rp30.000 ? Terjawab sudah, bahwa kita harus melihat history Corporate Action yang dilakukan suatu emiten. Saham mana saja yang sudah melakukan stock split yg kamu ketahui dan berapa nilai saham sesungguhnya jika tidak melakukan stock split?

Berapa Harga Saham yang Murah?

Berapa sih harga saham yang murah? BBCA harga nya Rp30.000 sedangkan BBRI Rp3000, lantas apakah BBCA mahal dan BBRI murah ? Belum Tentu. Di dalam dunia investasi, kita tidak bisa hanya berpatokan pada harga yang tertera di pasar. Proses pembentukan harga suatu saham sangat dipengaruhi oleh performa emiten tersebut dan satu lagi yang tak kalah penting adalah komponen waktu. Perusahaan-perusahaan hebat sudah melalui banyak periode keemasan maupun periode yang buruk. Sehingga secara jangka panjang, harga saham perusahaan-perusahaan hebat akan mengikuti performa keuangan mereka. Dalam contoh kasus BBRI, harga saham BBRI sekarang ini sudah mengalami Stock Split 1:6 yang artinya sebenarnya harga saham BBRI skrg adalah sekitar Rp18ribuan. Untuk pengertian stock split, akan kita bahas di artikel selanjutnya. Jadi sebelum membeli saham, jangan hanya melihat harga yang tertera saja. Walaupun harga sebuah saham Rp300/lembar belum tentu juga harganya murah. Kita cek dulu, apa value

4 Alasan Klasik Tidak Memulai Investasi Saham

Investasi yang paling mahal dan berharga adalah waktu.  Alasan-alasan klasik yang membuat orang menunda untuk berinvestasi adalah : 1. Takut Rugi. Padahal kerugian bisa diatur dengan manajemen resiko yg baik. Tidak semua saham di bursa mengandung resiko yang tinggi. 2.  Tidak punya uang. Padahal dengan uang Rp100rb pun sudah bisa memulai investasi. 3. Gak sempat liat2 saham setiap hari. Tidak ada yang memaksa kita untuk melihat saham setiap hari, setiap jam, setiap menit, maupun setiap detik. 4. Tidak Paham. Semua orang adalah pemula pada awalnya. Semakin cepat memulai nya, semakin cepat kita belajar dan semakin banyak pengalaman yang kita dapatkan. Kira2 apalagi kendala maupun alasan, mengapa kita masih belum berinvestasi. Coba komen di bawah or tag teman kamu yg belum memulai investasi saham.

Pengertian Saham First Liner, Second Liner, dan Third Liner

Dalam dunia investasi saham, dkenal tiga lapis saham. Tidak terlalu banyak ya, seperti iklan sebuah wafer, berapa lapis? ratusan, lebih...hehehe Tiga Lapis Saham ini bertujuan agar memberikan gambaran kepada kita, perusahaan yang bagaimana yang sesuai dengan profil investasi kita. Jika kita seorang yang "mencari aman" tentunya saham-saham first liner (blue chips) adalah pilihan utama kita. Jika kita mengedepankan return yang tinggi, saham second liner dan third liner bisa memberikan peluang profit yang jauh lebih besar. Walaupun tentunya dibarengi dengan resiko yang ada. Mari kita bahas 1 per satu ya 1. Saham First Liner (Blue Chips) Ciri-Ciri Saham Blue Chips sudah pernah dibahas di blog ini sebelumnya. Boleh dilihat di link berikut ini  Apa Itu Saham Blue Chip ? Sudah pasti ya Saham First Liner adalah perusahaan-perusahaan matang yang sudah mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun. Produk-produknya juga sangat dikenal luas di masyarakat. Contoh perusahaan-perusaha

Belajar Saham Untuk Pemula sampai Mahir

Dalam investasi pasar modal, hal yang pertama harus dilakukan adalah memahami konsep investasi dan mekanisme perdagangan saham itu sendiri. Sehingga yang pertama yang harus dimiliki adalah : 1. Mindset yang benar tentang investasi Jadi kalau mindset nya sudah gak benar, akan sangat sulit berhasil di pasar modal. Pasar Modal adalah tempat untuk mendapatkan uang dan menambah kekayaan dalam jangka panjang. Namun perlu digarisbawahi bukan berarti kita tidak dapat mendapatkan untung dalam jangka pendek. Dalam setiap lembar saham yang kita beli, terkandung bisnis di dalamnya. 2. Pengetahuan (Knowledge) Hampir semua orang-orang yang berhasil di pasar saham adalah orang-orang yang gemar membaca. Bahkan Warren Buffett , orang terkaya nomor 3 di dunia, setiap hari menghabiskan waktunya dengan banyak membaca. Jangan asal ikut-ikutan ketika orang lain beli saham apa, kita ikut juga tanpa ada dasar yang jelas. 3. Kecerdasan Emosional Ini adalah salah satu faktor yang sangat menentukan