Langsung ke konten utama

Postingan

Yuk Mulai Berinvestasi !

Instagram

Apa Itu Inflasi dan Apa yang Menyebabkan Terjadinya Inflasi?

Media sangat sering menggunakan kata inflasi dalam berita-berita ekonomi yang beredar di Internet. Kita sebagai umat awam dalam bidang ekonomi sering tidak ambil pusing dengan istilah-istilah ekonomi yang sering sekali membuat kita puyeng. Banyaknya masalah dalam kehidupan ditambah lagi dengan istilah ekonomi yang bikin kita mules. So apa sih inflasi itu? Inflasi adalah kenaikan harga bahan-bahan pokok yang menyebabkan efek domino naiknya semua harga barang-barang dan jasa. Inflasi yang tinggi menyebabkan purchasing power (kekuatan pembelian) dari sebuah mata uang menjadi lemah. Secara sederhana, uang sebesar Rp10.000 jika dibelanjakan di tahun 1990an maka kita dapat memborong banyak belanjaan di supermarket. Sedangkan sekarang dengan uang Rp10.000 kita mungkin hanya bisa mendapatkan nasi bungkus yang sangat sederhana. Bahkan di beberapa daerah sudah tidak cukup lagi uang Rp10.000 untuk membeli sebungkus nasi. Begitulah logika inflasi yang sangat mudah untuk kita mengerti.  Inflasi

6 Jenis dan Tipe Saham Menurut Peter Lynch (Investor Legendaris Amerika Serikat)

Seorang pakar investasi saham dari Amerika Serikat, yaitu Peter Lynch dalam bukunya One Up On Wall Street pernah membagikan 6 jenis saham menurut kategori dan karakteristiknya. Sebelumnya kita kenalan dulu dengan sosok Peter Lynch. Peter Lynch adalah seorang manager investasi asal Amerika Serikat yang mengelola dana investasi bernama Magellan Fidelity . Selama 13 tahun mengelola Fund tersebut, Peter berhasil mencatat return tahunan sebesar 29%. FYI, Investor legendaris Warren Buffet hanya mampu mencetak return 20% per tahun. Namun semua ini tidak bisa dicompare bulat2 begitu saja. Total dana kelolaan dua legenda ini juga berbeda. Jauh lebih mudah mendapatkan return besar dengan dana yang sedikit dibandingkan mengelola dana yang banyak. Nah balik lagi ke topik kali ini, apa saja jenis saham yang digolongkan oleh Peter Lynch? 1. Slow Grower (Pertumbuhan yang lambat) Perusahaan yang masuk dalam klasifikasi ini adalah perusahaan yang sudah sangat matang. Biasanya perusahaan yang berada

Metaverse Menjadi Dunia Virtual Baru di Masa Depan?

Facebook Inc mengubah nama perusahaan mereka menjadi Meta . Meta akan fokus pada pengembangan Metaverse yaitu sebuah dunia virtual di mana kita akan dapat berinteraksi satu sama lain secara lebih nyata. Sebagai umat awam di dunia teknologi, saya menganggap Metaverse mirip seperti gadget yang kita pakai sekarang ini, perbedaaannya adalah dalam Metaverse tentu kita akan sangat intens dalam berada di dunia virtual. Coba bayangkan, sekarang saja semua orang sibuk dengan handphone masing-masing ketika bertemu. Interaksi kita di dunia nyata sudah sangat berkurang. Facebook Inc dengan produk2 nya seperti FB, Instagram, dan Whatsapp turut mempunyai andil sangat besar dalam dunia teknologi sekarang. Ketika kita sampai di rumah keluarga atau teman kita, sudah jarang kita membunyikan bel atau memanggil langsung nama orang tersebut. Biasanya kita akan menelpon atau chat via Whatsapp.Hehehehehe Sama halnya dengan belanja online, selama ini kita harus scroll kesana kemari. Mungkin dengan adanya

Cara Menjadi Kaya Dengan Compound Interest

Jika berbicara investasi terkadang kita menjadi sangat bosan. Setelah kita beli saham, eh syukur2 harganya naik, yang sering terjadi harganya disitu2 saja dan cenderung turun. Terkadang kita sudah jual sahamnya, eh malah naik terus sampai menembus angkasa...hehehehe Mengapa bisa terjadi demikian? Jelas saja hal ini bisa terjadi karena dalam jangka pendek pergerakan harga saham ditentukan oleh voting beli dan jual yang terjadi di bursa. Ketika banyak yang ingin membeli suatu saham dengan harga tinggi, maka harganya akan cenderung naik dan yang terjadi adalah sebaliknya. Namun jangan khawatir, fenomena di atas dapat diatasi dengan Cara Berinvestasi dengan waktu yang panjang . Wah lama donk ya, kalau kita menunggu suatu saham naik terus. Uda keburu tua nih. Tidak seperti itu juga sobat. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal di saham, kita harus mengalokasikan dana yang kita miliki dengan tepat. Jika kita memiliki Kekayaan Bersih sebesar Rp100 Juta, namun kita hanya berinvestasi sebesar Rp

Mengenal Lebih Dekat Risk dan Reward Ratio dalam Trading

Pernahkah anda mendengar Risk Reward dalam bisnis dan trading? Risk diartikan sebagai resiko yang ada dalam melakukan trading, sedangkan Reward adalah Keuntungan yang bisa kita dapatkan dalam melakukan posisi entry dalam trading . Mengapa Risk & Reward (R/R) ini sangat penting? Karena dengan mengetahui R/R yang kita inginkan, kita dapat meminimalisir kerugian dan memperbesar peluang kita mendapatkan profit dalam trading saham. Langsung saja kita lihat contoh nya : Jika kita ingin mengambil posisi Entry Buy pada saham: DYAN Buy: 100 Take Profit (TP) : 130 (Potensial Profit 30%) Cut Loss (CL) : 95 (Potensial Risk 5%) Dari data diatas kita dapat menghitung R/R Ratio yang kita punya adalah : 5% : 30% = 1:6  Artinya Posisi yang kita ambil memiliki p eluang 6X sedangkan kerugiannya 1X . Ketika kita masuk dengan uang Rp1 Juta maka kita mempunyai peluang profit Rp 300rb, sedangkan batas kerugian kita hanya Rp50ribu. Ingat teman-teman, persentase di atas hanya merupakan contoh saja. Kita

Apa itu Value Investing? Masih Relevan kah di Zaman Milenial Sekarang?

Pernah mendengar salah satu strategi investasi klasik, yaitu value investing? Jika Sobat Investor pernah mendengarnya, selamat maka anda punya kesempatan bagus untuk mendapatkan profit yang besar di pasar saham. Bagi yang baru pertama sekali mendengarnya, jangan khawatir karena kita akan mencoba membahas Metode Investasi Value Investing di artikel ini. Metode Investasi Value Investing pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Graham pada tahun 1930an ketika Great Depression melanda dunia. Benjamin Graham juga merupakan guru dari Warren Buffet (Investor Saham Tersukses di Dunia). Bapak Lo Kheng Hong yang merupakan salah satu investor saham tersukses di Indonesia, juga menggunakan value investing dalam membeli saham. Pendekatan yang dilakukan dalam Value Investing adalah melihat valuasi saham yang akan dibeli. Secara umum, Value Investing melihat Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Walaupun secara lebih luas dan mendalam kita juga harus melihat prospek dan intangi

Tips dan Cara Menghindari Investasi Bodong (Tertipu Lagi Deh)

Apakah Sobat Investor pernah mendengar kalimat-kalimat seperti ini di bawah ini? "Investasi Disini, Pasti Cuan dan Auto Kaya !" "Suntik Modal Rp 10 juta, dapat cuan 20% per bulan" "Trading Emas, Deposit Minimal dan cuan 1% per hari" Jika teman-teman sering mendengar dan mendapat tawaran investasi seperti ini, maka teman-teman harus waspada. Dalam berinvestasi kita harus membuat logika kita berada di depan, bukan malah emosi. Mengapa kita gampang tertarik dengan penawaran-penawaran seperti di atas? Karena emosi kita sedang dimainkan. Manusia pada umumnya ingin mendapatkan uang dengan cara yang mudah dan cepat tentunya. Dengan mudah dan gampang nya, kita hanya memberikan uang dan langsung mendapatkan untung yang besar. Mengapa Investasi bodong tetap hidup dan malah berkembang? Kurangnya pengetahuan atau literasi keuangan adalah penyebab utamanya. Masyarakat kita terbiasa dengan hal-hal yang instan. Lihat saja perilaku dan tingkah pengendara di jalan raya, se